Minggu, 14 Juli 2013

______-3



___ part3
Judul : ___ part3
Author : Lee EunNa
Main cash
- Khalida Trisna Ramadhani v(._. )
- Cho Kyuhyun ( -_-)9
Other Cash:
- Sinyak
- all member Super Junior
- other
Happy Reading chingu ^^
mian kalo jelek dan banyak typo.



Trisna POV____
___flashback___

"KAMU BISA LIHAT INI? INI DAN INI?" kataku sambil menunjuk handuk kimono, noda darah di sprei dan di tanganku dengan bahasa korea seadanya.
"NE!! WAEYO??" tanya kyuhyun yang sdah mulai emosi.
"KAU TELAH MEMPERKOSA KU!!" kataku sambil menangis.
"MWOOO????" kata semua anggota Super Junior terkejut.
"APA??" kata sinyak yang sudah berada di ambang pintu.

Trisna POV END___
Kyuhyun POV___
"ANDWE!!"
"tapi kamu harus bertanggung jawab, Kyu!!!" kata Leeteuk hyung
Aarrgghh. Kenapa perempuan itu bisa tidur di sebelah ku.
"tapi aku tidak berbuat apa-apa hyung"
Leeteuk hyung lalu pergi tanpa mendengarkan kata-kataku.
"kalau kau tidak berbuat apa-apa kenapa ada bercak darah di sprei?" selidik Donghae hyung
"aku tidak tau, Hyung" jawabku sambil memijat kening yang sedikit berdenyut.
"sudahlah Kyu. Nikahi saja dia" kata Eunhyuk hyung
"APA?? NIKAHI? tidak hyung. Tidak bisa. Bagaimana nasib Super Junior nanti??" aku berdiri dan kembali memijat keningku.
"aku sudah mengubungi manager. Beliau bilang kau harus menikahi perempuan itu" tiba-tiba Leeteuk hyung datang menhampiri kami.
"apa?? Tidak bisa hyuung" jawab ku frustasi.
"kamu harus tanggung jawab kyu. Kalau dia hamil trus meminta pertanggung jawaban kamu gimana? Lebih baik kau nikahi saja dia sekarang" kata Leeteuk hyung serius.
Aku menarik napas panjang. Lalu duduk di kursiku kembali. Haaaah, masalah ini sangat sulit.
"bagaimana mungkin aku harus bertanggung jawab atas apa yang tidak aku lakukan hyung" kataku pada Leeteuk hyung membela diri.
"kalau tidak melakukan apa-apa kenapa dia sampai seperti itu?" Leeteuk hyung menunjuk kearah perempuan itu dengan matanya.
Aku melihat perempuan itu masih di atas ranjang. Dia menangis di dalam pelukan temannya. Ada Wookie Hyung dan Sungmin Hyung yang menenangkannya.
"tapi hyung..." aku menatap Leeteuk hyung memelas.
"berpikirlah secara dewasa, Kyu" kata Leeteuk hyung sambil menepuk bahuku lalu pergi menemui perempuan itu.
Aku memijat keningku yang kembali berdenyut.
"jadi kau akan menikahinya, Kyu?" tanya EunHae couple serempak.
Aissh aku lupa ada mereka disini.
"aiisshh.. Bisakah kau jauhkan tangan mu itu dari paha ku, HYUKJAE!! lebih baik kalian saja yang menikah" kataku sambil mengambil ponsel dan menekan angka 1, dengan otomatis tersambung ke eomma ku.
" yak!! Panggil aku hyung" protes Eunhyuk, tapi aku mengabaikannya.
"yoboseo, eomma"
"ne, Kyu. Wae?" terdengar jelas suara eomma disana. Sulit rasanya aku mengatakan hal ini kepadanya.
"eomma, aku rrr.. ingin menikah"
"mwo? Dengan siapa? Bukannya kontrakmu dengan Super Junior tidak memperbolehkan menikah sampai umur 30 tahun?"
"ne, eomma. Tapi mereka telah menyetujuinya. Mereka rrr.. Telah merubah kontraknya" kataku gugup
"ooh, keunde, kamu tidak pernah mengenalkan calonmu kepada eomma. Apa ada sesuatu?" tanya eomma selidik.
"aah itu, mmm aku takut ketauan oleh ELF. Eomma tau sendirikan segalanya tentang kami. Err.. Aku takut sesuatu akan terjadi padanya jika ELF tau apalagi Sparkyu tau"
Aaahh eomma maafkan aku, batinku.
"Tapi kenapa mendadak sekali, Kyu? Apa kamu menghamilinya?"
DEG. pertanyaan eomma membuat jantungku hampir melompat keluar.
"a a aaniyo eomma, anii" jawabku gugup "k ka kami mmemang sudah lama merencanakannya"
"baiklah, keunde, eomma harus bertemu dengannya dulu"
"ne eomma" kataku sambil memutuskan telponnya.
Aku mengisi paru-paruku dengan udara lalu ku hempaskan udara itu keluar. Aku melihat perempuan itu, tampaknya dia sudah mulai tenang. Aku hampiri dia.
"besok kau harus bertemu dengan eomma ku" kataku melihatnya dingin.
"mwo? Wae kyu?" tanya sungmin hyung yang sudah berdiri disampingku.
"eomma ingin bertemu dengannya sebelum aku menikahinya hyung" jawabku lesu.
"MWO?? jadi kau benar-benar akan menikahinya?" tanya Wookie yang kini mengambil alih di sampingku.
"Ne" aku menatap lurus pada perempuan itu.
"kau hanya punya waktu satu hari untuk memberitau orang tua mu kalau kita akan menikah" kataku dingin padanya.
"tapi orang tuaku di Jakarta" katanya yang masih dalam dekapan temannya.
"kita pergi ke sana sekarang"
Kyuhyun POV END___
____Trisna POV____
Kini kami sedang dalam perjalanan ke Korea. Ya, KAMI. aku dan Kyuhyun. Aku sudah memikirkannya berkali tentang hal ini. Aku tidak mau masa depanku hancur hanya karena masalah ini. Aku sudah minta izin ke keluargaku di Jakarta. Aku menceritakan semuanya kepada mereka. Mereka sangat kecewa, SANGAT KECEWA. Orang tua mana yang tidak kecewa jika mendengar anak perempuannya telah melanggar batas norma agama. Mama menyetujui rencana ku yang akan menikah dengan Kyuhyun di Korea. Dengan berat Mama melepaskan ku pergi.
are you sleepy?” tanya Kyuhyun yang duduk disampingku. Aku hanya merespon dengan gelengan kepala tanpa mengalihkan pandanganku dari jendela pesawat.
are you hungry?” tanya lagi sambil melepaskan earphone yang menyumbat telinganya sejak pesawat take off. Aku kembali menggelengkan kepala tanpa melihat kearahnya sama sekali.
“yak!! Apakah kau tuli” dia berkata dalam bahasa Korea. Aku menoleh padanya dengan enggan
“yak!!! Kau kira aku tidak bisa bahasa Korea hah?? Aku tidak tuli!! Aku tidak lapar dan aku tidak ngantuk!!” jawabku ketus dan kembali memandangi awan-awan yang mengapung dibalik jendela tebal ini.
“yak!! Kenapa kau marah-marah padaku? Aku kan hanya bertanya” jawabnya ketus kemudian dia beranjak pergi. Dan aku kembali menerawang dengan pikiran sendiri.
Beberapa menit kemudian Kyuhyun kembali dengan sepotong roti dan segelas air di tangannya. Dia menyodorkannya kepadaku “makanlah, kau tidak mengisi perutmu sejak semalam kan? Perjalanan kita masih jauh” aku melihat wajahnya dan roti itu secara bergantian.
“aku tidak lapar” jawabku
“kau memang tidak lapar tapi lambungmu membutuhkan ini. Aku tidak mau sibuk mengurusimu sakit hanya karna kau tidak mau makan” kata Kyuhyun ketus.
Dengan enggan aku mengambil roti ditangannya, kemudian aku memakannya. Kyuhyun membuka meja yang terlipat didepanku dan menaruh cangkir yang berisi air teh hangat disitu.
“gomapseumnida, Kyuhyun-ssi” kataku pelan
“cih ternyata kau tau juga berterima kasih” dia melirikku sambil menunjukkan smirk andalannya. Aku hanya meliriknya tajam tanpa membalas perkataan sadisnya.
Setelah itu tidak ada percakapan apa-apa lagi. Kyuhyun sibuk dengan PSPnya, dan aku kembali sibuk dengan awan-awan setelah roti dan teh hangat ku habis. Tak lama setelah itu aku terlelap.
*****
“hei... hei.. ireona.. yaak.. ireona” Kyuhyun membangunkan aku dengan menepuk-nepuk lenganku. Aku terbangun dan mendapati Kyuhyun yang sudah menggunakan masker dan topinya.
“pakai ini. Sampai di bandara, kau akan di jemput oleh supir pribadiku” katanya sambil menyodorkan kaca mata hitam dan shal kepada ku.
“emm kita dimana?” tanyaku yang masih tak sadar.
“yaak sadarlah.. kita sudah sampai di Incheon.” Kata Kyuhyun yang sudah memakai ranselnya.
“mwo?? Yak Cho Kyuhyun kenapa kau tidak membangunkan aku sebelum landing. Aissshh” kataku sambil memakai shal dan kaca mata hitam milik Kyuhyun.
“aku sudah membangunkan kau ribuan kali, tapi kau tetap saja mendengkur. Palli palli... iiiisshh paliwaa~” kata Kyuhyun sambil membantuku memakai shal sehingga jarak antara kami sangat dekat. Aku dapat mencium aroma tubuh Kyuhyun yang wangi.
“igo” Kyuhyun memberikan tasku, “cepat pakai kita sudah tidak punya waktu lagi. Kalau netizen tau aku pulang lebih awal dari jadwal konser mereka pasti akan mencari tau penyebabnya” kata Kyuhyun yang mulai keluar dari pesawat. Aku hanya diam dan mengikutinya dari belakang.
Seperti yang Kyuhyun katakan, aku dijemput oleh supir pribadinya yang memegang sertas bertuliskan namaku.
“Annyeonghaseo ahjussi” sapaku pada lelaki paruh baya itu
“Annyeonghaseo, Agassi” sapanya ramah, “mari ikuti saya” lalu aku mengikutinya menuju mobil sedan berwarna hitam. Dia membuka pintu untukku.
“gamsahamnida ahjussi”
“ne, agassi” katanya kemudian menutup pintu mobil dan bergegas ke tempat mengemudi. Ahjussi ini mengemudikan mobil dengan tengang. Sangat hening dimobil ini.
“emm ahjussi, bagaimana anda tau nama saya, sedangkan Kyuhyun saja tidak tau nama saya?” tanyaku yang mulai membuka percakapan.
“Tuan Park yang memberi tau nama anda kepada saya” jawabnya dengan senyum yang tulus.
“Tuan Park? Maksud anda Leeteuk Oppa?”
“Ne, Agassi”
Kemudian suasana kembali hening. Tiba-tiba ponsel ahjussi itu berbunyi.
“yoboseo Tuan Cho” ahjussi itu menjawab telphone, “ah ne tuan Cho. Ne, baiklah” kemudian ahjussi itu menutup telephonenya.
“agassi, tadi tuan Cho telpon. Beliau menyuruh saya membawa agassi ke dorm Super Junior.”
“Kyuhyun? Oke baiklah” jawabku singkat. Aku menikmati pemandangan sepanjang jalan ke dorm Suju. Ternyata Korea Selatan sangat menakjubkan. Begitu indah, walaupun berupa metropolitan, tapi unsur budayanya masih melekat disini.
Tidak lama kemudian aku melihat empat gedung tinggi yang terdapat dalam satu kawasan. Gedung ini sangat mewah. Dan kusadari bahwa mobil yang aku tumpangi memasuki kawasan ini.
“ahjussi, dimana ini? tempat apa ini?” tanyaku melihat mobil telah memasuki parking area.
“agassi sekarang berada di daerah Gwangjin. Dan ini adalah apartemen tempat tuan Cho dan member Super Junior lainnya tinggal” jawab agassi yang mulai memarkirkan mobilnya.
“apartemen? Lalu mereka tinggal disemua gedung ini?” tanyaku takjub
“tidak, agassi. Mereka tinggal di tower C. Kita sudah sampai, agassi” kata ahjussi itu kemudian keluar mobil dan membukakan pintu untukku.
“gamsahamnida” ucapku yang sedikit membungkukkan badan dan di ikuti oleh agassi itu.
“joesonghamnida agassi, saya tidak bisa mengantar agasshi sampai ke atas.”
“hah.. tapi saya tidak tau dimana dorm mereka” jawabku mulai panik
“agassi naik saja ke lantai 11, nomor 1011.”
“ah ne. Gamsahamnida ahjussi” ucapku sambil membungkukkan badan yang diikuti pula oleh ahjussi itu lalu dia masuk kemobil dan melaju pergi entah kemana. Tinggallah aku sendiri di tempat parkir. Aku melihat-lihat sekitar area parkir dan ini adalah parkir yang luas. Kuberanikan diri untuk memasuki gedung yang telah di jelaskan oleh agassi tadi. Tidak lama aku menemukan lift. Ketika hendak menekan tombol, tiba-tiba pintu lift terbuka dan aku melihat sosok Kyuhyun dengan memakai jeans dengan paduan kemeja biru soft berlengan panjang yang digulung hingga siku. Dengan sigap Kyuhun langsung menarikku masuk kedalam lift segera menekan tombol 11 dan pintunya pun tertutup secara otomatis.
“kenapa kau lama sekali hah?” katanya yang menjaga jaraknya denganku
“aku tidak tau gedung yang mana yang harus aku masuki”
“bukankah sudah dijelaskan oleh supirku?”
“iya, tapi tetap saja bingung” jawabku sambil menundukan muka” tak ada percakapan apa-di dalam lift. Aku yang lebih tertarik melihat lantai lift hanya diam begitu juga dengan Kyuhyun. Pintu lift pun terbuka, Kyuhyun segera keluar dan aku pun mengikutinya dari belakang. Tentu saja dengan jarak kurang lebih satu meter aku mengikutinya.
Kyuhyun berhenti di depan kamar no 1011, dia menekan sandi dan pintunya terbuka. “Masuklah, tidak ada orang disini” hal pertama yang aku lihat ketika memasuki dorm Superstar ini adalah dua sepeda dan sepatu-sepatu yang tersusun rapi.
“ini kamarku, kau bersihkan dulu badanmu sebelum menemui keluargaku”
Aku tersinggung dengan perkataan Kyuhyun barusan “apa maksudmu? Kau pikir aku gelandangan yang dekil dan bau?” jawabku yang segera masuk kekamar Kyuhyun.
“bukan itu maksudku, lihat saja penampilanmu. Tidak fresh” aku berjalan menuju kaca untuk melihat penampilanku dan “CRAACKK” aku menginjak sesuatu.
“Yaaak!!!! Kau memecahkan kaset game ku!!” Kyuhyun langsung mengambil kasetnya yang sudah menjadi dua bagian.
“Yak!! Seenaknya saja kau bentak aku. siapa suruh kau taruh kaset itu sembarangan hah”
“aaiisshh ini kamar aku, kenapa kau yang mengaturnya hah?? Kau pikir kau ini siapa??” Kyuhyun mulai emosi.
“rrghhhh aku mau mandi, mana handuknya?”
“kau tidak punya handuk?” tanyanya ketus dan kujawab dengan gelengan kepala.
“aaaiisss.. kau memang bikin repot” gerutu Kyuhyun kemudian dia memberikan handuk putih kepadaku “kamar mandinya diluar” aku pun keluar dari kamar kyuhyun dan memasuki ruangan yang dia tunjuk tadi. Aku mandi dengan takjub. Bagaimana tidak, kamar mandi ini seperti kamar mandi berbintang lima, sangat mewah.
Setelah aku mandi, aku tidak menemukan Kyuhyun di dorm. Aiss.. kemana anak itu. Ahh aku sangat lapar, sangat tidak sopan jika aku makan sesuatu dari kulkas mereka. Sambil menahan lapar aku kembali masuk kekamar Kyuhyun yang berantakan karena kaset-kaset gamenya ini.. aku mendengar kunci pengaman pintu berbunyi dan seseorang masuk.
“Yaaak!!! Oediga??” ternyata itu Kyuhyun. Aku keluar kamar dengan memakai kaos biru lengan panjang dengan paduan rok putih dibawah lutut dan rambut ku gerai. “dari mana saja kau?” tanyaku yang langsung memakai ransel.
“bukan urusanmu. Ayo, keluargaku sudah menunggu” kata Kyuhyun sambil keluar dan aku mengikutinya. Namun tiba-tiba Kyuhyun berhenti dan membalikkan badannya menghadapku “ rrr... siapa namamu?” tanyanya tiba-tiba.
“aku? trisna imnida” jawabku kaget.
“oke” lalu dia membalikan badan dan kembali berjalan. Apa??? Jadi dia tidak tau siapa namaku?? Dasar pria aneh.
Dalam perjalanan tidak sepatah katapun yang keluar dari mulutku maupun Kyuhyun. Mungkin karena terlalu lelah atau sibuk dengan pikiran masihng-masing. Sebelum sampai, Kyuhyun sempat mampir ke butik dan membelikan ku handbag berwarna putih. Alasannya karena aku ingin bertemu dengan keluarganya, bukan traveling. Oke, aku terima alasannya mengingat ransel besarku yang tidak memungkinkan ku bawa untuk menemui keluarga Kyuhyun.
Tidak lama kemudian kami sampai dirumah Kyuhyun yang megah. Aku disambut hangat oleh keluarganya, termasuk kakaknya, Cho Ahra. Saat berbincang, aku lebih banyak diam dan tersenyum. Aku tidak paham apa yang mereka katakan. Terkadang jika mereka menanyakan sesuatu, Kyuhyun yang menjawabnya. Aku tidak tau apa yang mereka tanyakan dan apa yang Kyuhyun jawab. Aku hanya bisa tersenyum dan mengangguk.
Dan akhirnya, saat yang ku tunggu-tunggu. Jamuan makan malam. Haaaa, aku sangat lapar, hari ini aku hanya menyantap roti yang di berikan oleh Kyuhyun di pesawat tadi. Aku menatap sajian yang ada dihadapanku dengan penuh napsu. Aku tidak tau apa nama makanan itu, yang aku tau makanan-makanan itu terlihat sangat menggiurkan. Aromanya yang sedap pun sangat mengugah selera. Kalau tidak mengingat aku sedang berada di kediaman keluarga Cho, sudah ku santap semuanya dengan lahap.
“Eomma, aku dan Trisna menginap disini dalam beberapa hari” kata Kyuhyun dalam sela-sela makannya.
“kenapa kau juga akan tidur disini? Kau tidur saja di dormmu, biar Trisna saja yang tidur disini” kata Appa Kyuhyun.
“Appa, ini sudah malam. Dan aku sangat lelah untuk kembali ke dorm. Lagipula di dorm tidak ada siapa-siapa”
“ne, baiklah. Terserah kau saja Kyunie” jawab ibunya.
“kau tidur dikamarmu dan Trisna tidur” kata Ahra Oenni
Kyuhyun hanya mengangguk tanda setuju. Aku menyelesaikan makan malamku yang singkat. Ingin rasanya kuhabiskan semua makanan yang lezat ini, tapi itu sangat tidak berwibawa sama sekali. Jadi ku urungkan niatku yang mulia itu.
“kau sudah selesai makan Trisna-ssi?” tanya Nyonya Cho
“ne Mrs. Cho” jawabku singkat
“anii, jangan panggil aku seperti itu. Panggil saja aku Oemonim. Bukankah kalian akan menikah dan kau akan menjadi anakku juga. Sama seperti Kyuhyun dan Ahra”
Mendengar itu, aku merasa tidak nyaman. Entah mengapa itu terdengar seperti aneh di telingaku. Sehabis makan, aku membantu Ahra oenni membersihkan meja makan dan piring yang kotor. Kyuhyun dan kedua orang tuanya sedang berbincang diruang keluarga. Kemudian aku dan Ahra oenni ikut bergabung dengan mereka. aku membawa empat cangkir teh hangat dan beberapa cemilan yang sudah disiapkan oleh Ahra oenni.
“Trisna-ssi, sebelum kalian menikah lebih baik aku tinggal bersama kami dari pada harus menyewa apartemen” kata Mr. Cho membuka percakapan dengan bahasa inggrisnya yang lancar.
“thank you so much, Mr. Cho. But I don’t want to troublesome you
“tidak. Itu sama sekali tidak merepotkan, mengingat kau tidak begitu lancar bahasa korea lebih baik kau tinggal disini. Nanti Ahra akan membantumu” Mr. Cho berkata dengan mimik yang serius. Aku melihat Ahra nuna yang mengangguk menyetujui apa yang appanya katakan.
“saya akan belajar Mr. Cho. Saya akan mempelajarinya sendiri. Tidak masalah bagi saya untuk tinggal sendiri di apartemen”
“tapi tembat ini baru untukmu. Tempat ini masih sangat asing bagimu” kata Mrs. Cho dengan bahasa koreany yang terdengan sangat khawatir
“gwenchana Eomonim. Aku sudah terbiasa hidup sendiri” jawabku dengan bahasa korea yang terbatas.
“baiklah kalau memang itu keputusanmu. Kalau ada apa-apa, kau hubungi Kyuhyun” kata Mr. Cho
“atau kau bisa menghubungi Ahra atau Eomma.” Kata Mrs. Cho.
Aku hanya tersenyum “terimakasih banyak Mr. Cho, terimakasih Eomonim, Eonni” Ahra tersenyum dan memelukku hangat. Aku membalas pelukannya dan melihat Kyuhyun dengan wajah gusar.
“Omo.. akhirnya aku ada teman tidur malam ini. Kau pasti lelah Trisna-ssi. Ayok kita tidur” Ahra Eonni menarik tanganku menuju kamarnya “Kyunie-ah, jangan lupa kau ambilkan barangnya dan masukkan kekamarku. Arraji!” perintah Ahra Eonni dan langsung di sambut dengan muka cemberut oleh Kyuhyun.
****
Delapan hari sudah aku tinggal bersama keluarga Cho. Setelah malam itu, aku tidak lagi melihat wajah Kyuhyun dirumah ini. Dia mulai sibuk dengan pekerjaan dan rutinitasnya. Aku disini hanya menemani Mrs. Cho. Terkadang menemaninya belanja, berbincang dan bahkan membuat kue. Kebetulan sekali aku pandai membuat kue. Walaupun fasilitas dirumah ini lengkap, namun aku sangat bosan. Aku sering menghabiskan waktu soreku di belakang rumah besar ini. Terkadang aku juga berbincang dengan supir pribadi keluarga Cho yang menjemput ku di bandara beberapa waktu lalu. Ahjussi itu bernama Park Sukjin. Beliau sangat ramah, beliau bercerita banyak tentang keluarga Cho, ternyata dia bekerja disini sudah 10 tahun. Sukjin ahjussi hanya mengantar Mrs. Cho dan Mr. Cho saja, karena Ahra Eonni dan Kyuhyun lebih suka mengendarai mobil mereka sendiri.
Hari ini aku dan Kyuhyun mencari sebuah apartemen kecil untukku. Akhirnya kami dapatkan apartemen berukuran sedang dan nyaman di kawasan Gwangjin, berdekatan dengan dorm Super Junior. Tapi tidak satu komplek dengan gedung-gedung mewah itu. Hari ini juga aku pindah ke apartemen ini. Mrs. Cho menyuruh Kyuhyun meluangkan waktunya seharian ini untuk membantuku membeli peralatan rumah dan membantu aku membereskannya juga. Aku dan Kyuhyun hanya membeli barang-barang yang dianggap sangat penting. Seperti tempat tidur, lemari, sofa dan peralatan dapur termasuk kulkas.
“sudah selesai semua. Tidurlah, besok aku akan menjemputmu dan kita akan membicarakan tentang pernikahan konyol ini” kata Kyuhyun dan langsung pergi meninggalkanku sendiri disini.
Aku menutup pintunya dan terkunci secara otomatis selepas Kyuhyun pergi. Aku bersender dipintu dan memandangi ruang sepetak yang masih dipenuhi oleh barang-barang yang belum tersusun. Tak terasa airmatu jatuh membasahi pipi. Hati ku terasa sakit sekali, aku tak ingin disini, aku tak ingin menikah dengan pria yang tidak ku cintai. Ma, aku ingin pulang. Anakmu ingin pulaang.. aku terduduk di depan pintu dan menangis sekeras mungkin. Aku meraung sekeras-kerasnya dan mungkin tetanggaku mendengarnya. Aku menangis hingga terlelap didepan pintu.
TBC

Maaf ya kalau ceritanya sangat absurd. heheheheheee

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Sudah Berkunjung

 
FunFiction Blogger Template by Ipietoon Blogger Template