___ part3
Judul :
___ part3
Author :
Lee EunNa
Main cash
- Khalida
Trisna Ramadhani v(._. )
- Cho
Kyuhyun ( -_-)9
Other
Cash:
- Sinyak
- all
member Super Junior
- other
Happy
Reading chingu ^^
mian kalo
jelek dan banyak typo.
Trisna
POV____
___flashback___
"KAMU BISA LIHAT INI? INI DAN INI?" kataku sambil menunjuk handuk kimono, noda darah di sprei dan di tanganku dengan bahasa korea seadanya.
"KAMU BISA LIHAT INI? INI DAN INI?" kataku sambil menunjuk handuk kimono, noda darah di sprei dan di tanganku dengan bahasa korea seadanya.
"NE!!
WAEYO??" tanya kyuhyun yang sdah mulai emosi.
"KAU
TELAH MEMPERKOSA KU!!" kataku sambil menangis.
"MWOOO????"
kata semua anggota Super Junior terkejut.
"APA??"
kata sinyak yang sudah berada di ambang pintu.
Trisna
POV END___
Kyuhyun
POV___
"ANDWE!!"
"tapi
kamu harus bertanggung jawab, Kyu!!!" kata Leeteuk hyung
Aarrgghh.
Kenapa perempuan itu bisa tidur di sebelah ku.
"tapi
aku tidak berbuat apa-apa hyung"
Leeteuk
hyung lalu pergi tanpa mendengarkan kata-kataku.
"kalau
kau tidak berbuat apa-apa kenapa ada bercak darah di sprei?" selidik
Donghae hyung
"aku
tidak tau, Hyung" jawabku sambil memijat kening yang sedikit berdenyut.
"sudahlah
Kyu. Nikahi saja dia" kata Eunhyuk hyung
"APA??
NIKAHI? tidak hyung. Tidak bisa. Bagaimana nasib Super Junior nanti??" aku
berdiri dan kembali memijat keningku.
"aku
sudah mengubungi manager. Beliau bilang kau harus menikahi perempuan itu"
tiba-tiba Leeteuk hyung datang menhampiri kami.
"apa??
Tidak bisa hyuung" jawab ku frustasi.
"kamu
harus tanggung jawab kyu. Kalau dia hamil trus meminta pertanggung jawaban kamu
gimana? Lebih baik kau nikahi saja dia sekarang" kata Leeteuk hyung
serius.
Aku
menarik napas panjang. Lalu duduk di kursiku kembali. Haaaah, masalah ini
sangat sulit.
"bagaimana
mungkin aku harus bertanggung jawab atas apa yang tidak aku lakukan hyung"
kataku pada Leeteuk hyung membela diri.
"kalau
tidak melakukan apa-apa kenapa dia sampai seperti itu?" Leeteuk hyung
menunjuk kearah perempuan itu dengan matanya.
Aku
melihat perempuan itu masih di atas ranjang. Dia menangis di dalam pelukan
temannya. Ada Wookie Hyung dan Sungmin Hyung yang menenangkannya.
"tapi
hyung..." aku menatap Leeteuk hyung memelas.
"berpikirlah
secara dewasa, Kyu" kata Leeteuk hyung sambil menepuk bahuku lalu pergi
menemui perempuan itu.
Aku
memijat keningku yang kembali berdenyut.
"jadi
kau akan menikahinya, Kyu?" tanya EunHae couple serempak.
Aissh aku
lupa ada mereka disini.
"aiisshh..
Bisakah kau jauhkan tangan mu itu dari paha ku, HYUKJAE!! lebih baik kalian
saja yang menikah" kataku sambil mengambil ponsel dan menekan angka 1,
dengan otomatis tersambung ke eomma ku.
"
yak!! Panggil aku hyung" protes Eunhyuk, tapi aku mengabaikannya.
"yoboseo,
eomma"
"ne,
Kyu. Wae?" terdengar jelas suara eomma disana. Sulit rasanya aku mengatakan
hal ini kepadanya.
"eomma,
aku rrr.. ingin menikah"
"mwo?
Dengan siapa? Bukannya kontrakmu dengan Super Junior tidak memperbolehkan menikah
sampai umur 30 tahun?"
"ne,
eomma. Tapi mereka telah menyetujuinya. Mereka rrr.. Telah merubah
kontraknya" kataku gugup
"ooh,
keunde, kamu tidak pernah mengenalkan calonmu kepada eomma. Apa ada sesuatu?"
tanya eomma selidik.
"aah
itu, mmm aku takut ketauan oleh ELF. Eomma tau sendirikan segalanya tentang
kami. Err.. Aku takut sesuatu akan terjadi padanya jika ELF tau apalagi Sparkyu
tau"
Aaahh
eomma maafkan aku, batinku.
"Tapi
kenapa mendadak sekali, Kyu? Apa kamu menghamilinya?"
DEG.
pertanyaan eomma membuat jantungku hampir melompat keluar.
"a a
aaniyo eomma, anii" jawabku gugup "k ka kami mmemang sudah lama
merencanakannya"
"baiklah,
keunde, eomma harus bertemu dengannya dulu"
"ne
eomma" kataku sambil memutuskan telponnya.
Aku
mengisi paru-paruku dengan udara lalu ku hempaskan udara itu keluar. Aku
melihat perempuan itu, tampaknya dia sudah mulai tenang. Aku hampiri dia.
"besok
kau harus bertemu dengan eomma ku" kataku melihatnya dingin.
"mwo?
Wae kyu?" tanya sungmin hyung yang sudah berdiri disampingku.
"eomma
ingin bertemu dengannya sebelum aku menikahinya hyung" jawabku lesu.
"MWO??
jadi kau benar-benar akan menikahinya?" tanya Wookie yang kini mengambil
alih di sampingku.
"Ne"
aku menatap lurus pada perempuan itu.
"kau
hanya punya waktu satu hari untuk memberitau orang tua mu kalau kita akan
menikah" kataku dingin padanya.
"tapi
orang tuaku di Jakarta" katanya yang masih dalam dekapan temannya.
"kita
pergi ke sana sekarang"
Kyuhyun
POV END___
____Trisna
POV____
Kini kami
sedang dalam perjalanan ke Korea. Ya, KAMI. aku dan Kyuhyun. Aku sudah
memikirkannya berkali tentang hal ini. Aku tidak mau masa depanku hancur hanya
karena masalah ini. Aku sudah minta izin ke keluargaku di Jakarta. Aku
menceritakan semuanya kepada mereka. Mereka sangat kecewa, SANGAT KECEWA. Orang
tua mana yang tidak kecewa jika mendengar anak perempuannya telah melanggar
batas norma agama. Mama menyetujui rencana ku yang akan menikah dengan Kyuhyun
di Korea. Dengan berat Mama melepaskan ku pergi.
“are you sleepy?” tanya Kyuhyun yang
duduk disampingku. Aku hanya merespon dengan gelengan kepala tanpa mengalihkan
pandanganku dari jendela pesawat.
“are you hungry?” tanya lagi sambil
melepaskan earphone yang menyumbat
telinganya sejak pesawat take off.
Aku kembali menggelengkan kepala tanpa melihat kearahnya sama sekali.
“yak!!
Apakah kau tuli” dia berkata dalam bahasa Korea. Aku menoleh padanya dengan
enggan
“yak!!!
Kau kira aku tidak bisa bahasa Korea hah?? Aku tidak tuli!! Aku tidak lapar dan
aku tidak ngantuk!!” jawabku ketus dan kembali memandangi awan-awan yang
mengapung dibalik jendela tebal ini.
“yak!!
Kenapa kau marah-marah padaku? Aku kan hanya bertanya” jawabnya ketus kemudian
dia beranjak pergi. Dan aku kembali menerawang dengan pikiran sendiri.
Beberapa
menit kemudian Kyuhyun kembali dengan sepotong roti dan segelas air di
tangannya. Dia menyodorkannya kepadaku “makanlah, kau tidak mengisi perutmu
sejak semalam kan? Perjalanan kita masih jauh” aku melihat wajahnya dan roti
itu secara bergantian.
“aku
tidak lapar” jawabku
“kau
memang tidak lapar tapi lambungmu membutuhkan ini. Aku tidak mau sibuk
mengurusimu sakit hanya karna kau tidak mau makan” kata Kyuhyun ketus.
Dengan
enggan aku mengambil roti ditangannya, kemudian aku memakannya. Kyuhyun membuka
meja yang terlipat didepanku dan menaruh cangkir yang berisi air teh hangat
disitu.
“gomapseumnida,
Kyuhyun-ssi” kataku pelan
“cih
ternyata kau tau juga berterima kasih” dia melirikku sambil menunjukkan smirk
andalannya. Aku hanya meliriknya tajam tanpa membalas perkataan sadisnya.
Setelah
itu tidak ada percakapan apa-apa lagi. Kyuhyun sibuk dengan PSPnya, dan aku
kembali sibuk dengan awan-awan setelah roti dan teh hangat ku habis. Tak lama
setelah itu aku terlelap.
*****
“hei...
hei.. ireona.. yaak.. ireona” Kyuhyun membangunkan aku dengan menepuk-nepuk
lenganku. Aku terbangun dan mendapati Kyuhyun yang sudah menggunakan masker dan
topinya.
“pakai
ini. Sampai di bandara, kau akan di jemput oleh supir pribadiku” katanya sambil
menyodorkan kaca mata hitam dan shal kepada ku.
“emm kita
dimana?” tanyaku yang masih tak sadar.
“yaak
sadarlah.. kita sudah sampai di Incheon.” Kata Kyuhyun yang sudah memakai
ranselnya.
“mwo??
Yak Cho Kyuhyun kenapa kau tidak membangunkan aku sebelum landing. Aissshh”
kataku sambil memakai shal dan kaca mata hitam milik Kyuhyun.
“aku
sudah membangunkan kau ribuan kali, tapi kau tetap saja mendengkur. Palli
palli... iiiisshh paliwaa~” kata Kyuhyun sambil membantuku memakai shal
sehingga jarak antara kami sangat dekat. Aku dapat mencium aroma tubuh Kyuhyun
yang wangi.
“igo”
Kyuhyun memberikan tasku, “cepat pakai kita sudah tidak punya waktu lagi. Kalau
netizen tau aku pulang lebih awal dari jadwal konser mereka pasti akan mencari
tau penyebabnya” kata Kyuhyun yang mulai keluar dari pesawat. Aku hanya diam
dan mengikutinya dari belakang.
Seperti
yang Kyuhyun katakan, aku dijemput oleh supir pribadinya yang memegang sertas
bertuliskan namaku.
“Annyeonghaseo
ahjussi” sapaku pada lelaki paruh baya itu
“Annyeonghaseo,
Agassi” sapanya ramah, “mari ikuti saya” lalu aku mengikutinya menuju mobil
sedan berwarna hitam. Dia membuka pintu untukku.
“gamsahamnida
ahjussi”
“ne, agassi”
katanya kemudian menutup pintu mobil dan bergegas ke tempat mengemudi. Ahjussi
ini mengemudikan mobil dengan tengang. Sangat hening dimobil ini.
“emm
ahjussi, bagaimana anda tau nama saya, sedangkan Kyuhyun saja tidak tau nama
saya?” tanyaku yang mulai membuka percakapan.
“Tuan
Park yang memberi tau nama anda kepada saya” jawabnya dengan senyum yang tulus.
“Tuan
Park? Maksud anda Leeteuk Oppa?”
“Ne,
Agassi”
Kemudian
suasana kembali hening. Tiba-tiba ponsel ahjussi itu berbunyi.
“yoboseo
Tuan Cho” ahjussi itu menjawab telphone, “ah ne tuan Cho. Ne, baiklah” kemudian
ahjussi itu menutup telephonenya.
“agassi,
tadi tuan Cho telpon. Beliau menyuruh saya membawa agassi ke dorm Super
Junior.”
“Kyuhyun?
Oke baiklah” jawabku singkat. Aku menikmati pemandangan sepanjang jalan ke dorm
Suju. Ternyata Korea Selatan sangat menakjubkan. Begitu indah, walaupun berupa
metropolitan, tapi unsur budayanya masih melekat disini.
Tidak
lama kemudian aku melihat empat gedung tinggi yang terdapat dalam satu kawasan.
Gedung ini sangat mewah. Dan kusadari bahwa mobil yang aku tumpangi memasuki
kawasan ini.
“ahjussi,
dimana ini? tempat apa ini?” tanyaku melihat mobil telah memasuki parking area.
“agassi
sekarang berada di daerah Gwangjin. Dan ini adalah apartemen tempat tuan Cho
dan member Super Junior lainnya tinggal” jawab agassi yang mulai memarkirkan
mobilnya.
“apartemen?
Lalu mereka tinggal disemua gedung ini?” tanyaku takjub
“tidak,
agassi. Mereka tinggal di tower C. Kita sudah sampai, agassi” kata ahjussi itu
kemudian keluar mobil dan membukakan pintu untukku.
“gamsahamnida”
ucapku yang sedikit membungkukkan badan dan di ikuti oleh agassi itu.
“joesonghamnida
agassi, saya tidak bisa mengantar agasshi sampai ke atas.”
“hah..
tapi saya tidak tau dimana dorm mereka” jawabku mulai panik
“agassi
naik saja ke lantai 11, nomor 1011.”
“ah ne. Gamsahamnida
ahjussi” ucapku sambil membungkukkan badan yang diikuti pula oleh ahjussi itu
lalu dia masuk kemobil dan melaju pergi entah kemana. Tinggallah aku sendiri di
tempat parkir. Aku melihat-lihat sekitar area parkir dan ini adalah parkir yang
luas. Kuberanikan diri untuk memasuki gedung yang telah di jelaskan oleh agassi
tadi. Tidak lama aku menemukan lift. Ketika hendak menekan tombol, tiba-tiba
pintu lift terbuka dan aku melihat sosok Kyuhyun dengan memakai jeans dengan
paduan kemeja biru soft berlengan panjang yang digulung hingga siku. Dengan sigap
Kyuhun langsung menarikku masuk kedalam lift segera menekan tombol 11 dan
pintunya pun tertutup secara otomatis.
“kenapa
kau lama sekali hah?” katanya yang menjaga jaraknya denganku
“aku
tidak tau gedung yang mana yang harus aku masuki”
“bukankah
sudah dijelaskan oleh supirku?”
“iya,
tapi tetap saja bingung” jawabku sambil menundukan muka” tak ada percakapan
apa-di dalam lift. Aku yang lebih tertarik melihat lantai lift hanya diam
begitu juga dengan Kyuhyun. Pintu lift pun terbuka, Kyuhyun segera keluar dan
aku pun mengikutinya dari belakang. Tentu saja dengan jarak kurang lebih satu
meter aku mengikutinya.
Kyuhyun berhenti
di depan kamar no 1011, dia menekan sandi dan pintunya terbuka. “Masuklah,
tidak ada orang disini” hal pertama yang aku lihat ketika memasuki dorm
Superstar ini adalah dua sepeda dan sepatu-sepatu yang tersusun rapi.
“ini
kamarku, kau bersihkan dulu badanmu sebelum menemui keluargaku”
Aku tersinggung
dengan perkataan Kyuhyun barusan “apa maksudmu? Kau pikir aku gelandangan yang
dekil dan bau?” jawabku yang segera masuk kekamar Kyuhyun.
“bukan
itu maksudku, lihat saja penampilanmu. Tidak fresh” aku berjalan menuju kaca
untuk melihat penampilanku dan “CRAACKK” aku menginjak sesuatu.
“Yaaak!!!!
Kau memecahkan kaset game ku!!” Kyuhyun langsung mengambil kasetnya yang sudah
menjadi dua bagian.
“Yak!! Seenaknya
saja kau bentak aku. siapa suruh kau taruh kaset itu sembarangan hah”
“aaiisshh
ini kamar aku, kenapa kau yang mengaturnya hah?? Kau pikir kau ini siapa??”
Kyuhyun mulai emosi.
“rrghhhh
aku mau mandi, mana handuknya?”
“kau
tidak punya handuk?” tanyanya ketus dan kujawab dengan gelengan kepala.
“aaaiisss..
kau memang bikin repot” gerutu Kyuhyun kemudian dia memberikan handuk putih
kepadaku “kamar mandinya diluar” aku pun keluar dari kamar kyuhyun dan memasuki
ruangan yang dia tunjuk tadi. Aku mandi dengan takjub. Bagaimana tidak, kamar
mandi ini seperti kamar mandi berbintang lima, sangat mewah.
Setelah aku
mandi, aku tidak menemukan Kyuhyun di dorm. Aiss.. kemana anak itu. Ahh aku
sangat lapar, sangat tidak sopan jika aku makan sesuatu dari kulkas mereka. Sambil
menahan lapar aku kembali masuk kekamar Kyuhyun yang berantakan karena
kaset-kaset gamenya ini.. aku mendengar kunci pengaman pintu berbunyi dan
seseorang masuk.
“Yaaak!!!
Oediga??” ternyata itu Kyuhyun. Aku keluar kamar dengan memakai kaos biru lengan
panjang dengan paduan rok putih dibawah lutut dan rambut ku gerai. “dari mana
saja kau?” tanyaku yang langsung memakai ransel.
“bukan
urusanmu. Ayo, keluargaku sudah menunggu” kata Kyuhyun sambil keluar dan aku
mengikutinya. Namun tiba-tiba Kyuhyun berhenti dan membalikkan badannya
menghadapku “ rrr... siapa namamu?” tanyanya tiba-tiba.
“aku?
trisna imnida” jawabku kaget.
“oke”
lalu dia membalikan badan dan kembali berjalan. Apa??? Jadi dia tidak tau siapa
namaku?? Dasar pria aneh.
Dalam perjalanan
tidak sepatah katapun yang keluar dari mulutku maupun Kyuhyun. Mungkin karena
terlalu lelah atau sibuk dengan pikiran masihng-masing. Sebelum sampai, Kyuhyun
sempat mampir ke butik dan membelikan ku handbag berwarna putih. Alasannya karena
aku ingin bertemu dengan keluarganya, bukan traveling. Oke, aku terima
alasannya mengingat ransel besarku yang tidak memungkinkan ku bawa untuk
menemui keluarga Kyuhyun.
Tidak lama
kemudian kami sampai dirumah Kyuhyun yang megah. Aku disambut hangat oleh
keluarganya, termasuk kakaknya, Cho Ahra. Saat berbincang, aku lebih banyak
diam dan tersenyum. Aku tidak paham apa yang mereka katakan. Terkadang jika
mereka menanyakan sesuatu, Kyuhyun yang menjawabnya. Aku tidak tau apa yang
mereka tanyakan dan apa yang Kyuhyun jawab. Aku hanya bisa tersenyum dan
mengangguk.
Dan akhirnya,
saat yang ku tunggu-tunggu. Jamuan makan malam. Haaaa, aku sangat lapar, hari
ini aku hanya menyantap roti yang di berikan oleh Kyuhyun di pesawat tadi. Aku menatap
sajian yang ada dihadapanku dengan penuh napsu. Aku tidak tau apa nama makanan
itu, yang aku tau makanan-makanan itu terlihat sangat menggiurkan. Aromanya yang
sedap pun sangat mengugah selera. Kalau tidak mengingat aku sedang berada di
kediaman keluarga Cho, sudah ku santap semuanya dengan lahap.
“Eomma,
aku dan Trisna menginap disini dalam beberapa hari” kata Kyuhyun dalam
sela-sela makannya.
“kenapa
kau juga akan tidur disini? Kau tidur saja di dormmu, biar Trisna saja yang
tidur disini” kata Appa Kyuhyun.
“Appa,
ini sudah malam. Dan aku sangat lelah untuk kembali ke dorm. Lagipula di dorm
tidak ada siapa-siapa”
“ne,
baiklah. Terserah kau saja Kyunie” jawab ibunya.
“kau
tidur dikamarmu dan Trisna tidur” kata Ahra Oenni
Kyuhyun
hanya mengangguk tanda setuju. Aku menyelesaikan makan malamku yang singkat. Ingin
rasanya kuhabiskan semua makanan yang lezat ini, tapi itu sangat tidak
berwibawa sama sekali. Jadi ku urungkan niatku yang mulia itu.
“kau
sudah selesai makan Trisna-ssi?” tanya Nyonya Cho
“ne Mrs.
Cho” jawabku singkat
“anii,
jangan panggil aku seperti itu. Panggil saja aku Oemonim. Bukankah kalian akan
menikah dan kau akan menjadi anakku juga. Sama seperti Kyuhyun dan Ahra”
Mendengar
itu, aku merasa tidak nyaman. Entah mengapa itu terdengar seperti aneh di
telingaku. Sehabis makan, aku membantu Ahra oenni membersihkan meja makan dan
piring yang kotor. Kyuhyun dan kedua orang tuanya sedang berbincang diruang
keluarga. Kemudian aku dan Ahra oenni ikut bergabung dengan mereka. aku membawa
empat cangkir teh hangat dan beberapa cemilan yang sudah disiapkan oleh Ahra oenni.
“Trisna-ssi,
sebelum kalian menikah lebih baik aku tinggal bersama kami dari pada harus
menyewa apartemen” kata Mr. Cho membuka percakapan dengan bahasa inggrisnya
yang lancar.
“thank
you so much, Mr. Cho. But I don’t want to troublesome you”
“tidak. Itu sama sekali tidak merepotkan, mengingat kau tidak begitu
lancar bahasa korea lebih baik kau tinggal disini. Nanti Ahra akan membantumu”
Mr. Cho berkata dengan mimik yang serius. Aku melihat Ahra nuna yang mengangguk
menyetujui apa yang appanya katakan.
“saya akan belajar Mr. Cho. Saya akan mempelajarinya sendiri. Tidak masalah
bagi saya untuk tinggal sendiri di apartemen”
“tapi tembat ini baru untukmu. Tempat ini masih sangat asing bagimu”
kata Mrs. Cho dengan bahasa koreany yang terdengan sangat khawatir
“gwenchana Eomonim. Aku sudah terbiasa hidup sendiri” jawabku dengan
bahasa korea yang terbatas.
“baiklah kalau memang itu keputusanmu. Kalau ada apa-apa, kau hubungi
Kyuhyun” kata Mr. Cho
“atau kau bisa menghubungi Ahra atau Eomma.” Kata Mrs. Cho.
Aku hanya tersenyum “terimakasih banyak Mr. Cho, terimakasih Eomonim,
Eonni” Ahra tersenyum dan memelukku hangat. Aku membalas pelukannya dan melihat
Kyuhyun dengan wajah gusar.
“Omo.. akhirnya aku ada teman tidur malam ini. Kau pasti lelah
Trisna-ssi. Ayok kita tidur” Ahra Eonni menarik tanganku menuju kamarnya “Kyunie-ah,
jangan lupa kau ambilkan barangnya dan masukkan kekamarku. Arraji!” perintah
Ahra Eonni dan langsung di sambut dengan muka cemberut oleh Kyuhyun.
****
Delapan hari
sudah aku tinggal bersama keluarga Cho. Setelah malam itu, aku tidak lagi
melihat wajah Kyuhyun dirumah ini. Dia mulai sibuk dengan pekerjaan dan
rutinitasnya. Aku disini hanya menemani Mrs. Cho. Terkadang menemaninya
belanja, berbincang dan bahkan membuat kue. Kebetulan sekali aku pandai membuat
kue. Walaupun fasilitas dirumah ini lengkap, namun aku sangat bosan. Aku sering
menghabiskan waktu soreku di belakang rumah besar ini. Terkadang aku juga
berbincang dengan supir pribadi keluarga Cho yang menjemput ku di bandara
beberapa waktu lalu. Ahjussi itu bernama Park Sukjin. Beliau sangat ramah,
beliau bercerita banyak tentang keluarga Cho, ternyata dia bekerja disini sudah
10 tahun. Sukjin ahjussi hanya mengantar Mrs. Cho dan Mr. Cho saja, karena Ahra
Eonni dan Kyuhyun lebih suka mengendarai mobil mereka sendiri.
Hari ini
aku dan Kyuhyun mencari sebuah apartemen kecil untukku. Akhirnya kami dapatkan
apartemen berukuran sedang dan nyaman di kawasan Gwangjin, berdekatan dengan
dorm Super Junior. Tapi tidak satu komplek dengan gedung-gedung mewah itu. Hari
ini juga aku pindah ke apartemen ini. Mrs. Cho menyuruh Kyuhyun meluangkan
waktunya seharian ini untuk membantuku membeli peralatan rumah dan membantu aku
membereskannya juga. Aku dan Kyuhyun hanya membeli barang-barang yang dianggap
sangat penting. Seperti tempat tidur, lemari, sofa dan peralatan dapur termasuk
kulkas.
“sudah
selesai semua. Tidurlah, besok aku akan menjemputmu dan kita akan membicarakan
tentang pernikahan konyol ini” kata Kyuhyun dan langsung pergi meninggalkanku
sendiri disini.
Aku menutup
pintunya dan terkunci secara otomatis selepas Kyuhyun pergi. Aku bersender
dipintu dan memandangi ruang sepetak yang masih dipenuhi oleh barang-barang
yang belum tersusun. Tak terasa airmatu jatuh membasahi pipi. Hati ku terasa
sakit sekali, aku tak ingin disini, aku tak ingin menikah dengan pria yang
tidak ku cintai. Ma, aku ingin pulang. Anakmu ingin pulaang.. aku terduduk di
depan pintu dan menangis sekeras mungkin. Aku meraung sekeras-kerasnya dan
mungkin tetanggaku mendengarnya. Aku menangis hingga terlelap didepan pintu.
TBC
Maaf ya
kalau ceritanya sangat absurd. heheheheheee
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Berkunjung