___ part2
Judul : ___ part2
Author : Lee EunNa
Main cash :
- Khalida Trisna Ramadhani v(._. )
- Cho Kyuhyun ( -_-)9
Other Cash:
- Sinyak
- all member Super Junior
- Mr. Park Dong Woon
- Trisna's family
- other
Happy Reading chingu ^^
mian kalo jelek dan banyak typo.
Trisna POV_____
"MWO!! Ahjussi itu. Nyak, itu ahjussi yang aku bilang sama kamu tadi"
kataku pada sinyak sambil menunjukkan ke arah namja tersebut.
PLETAAAK!!! alhasil aku mendapatkan toyoran keras di kepala oleh sinyak.
"yak yoeja pabo!!! Itu Cho Kyuhyun, magnae Super Junior. Bukan ajhussi!!!"
MWOO!!!! CHO KYUHYUN!!!! ini sungguh diluar dugaanku
Trisna POV END_____
Author POV_____
Tidak terasa sudah jam 10 malam. Lagu rokugo menutup konser SS4INA hari
pertama. Para penonton pun keluar dengan tertib tanpa ada yang Saling
mendahului.
Trisna dan Sinyak pun bergegas ke hotel untuk mebgambil barang-barang
mereka dan pulang kerumah trisna di Jatiwaringin. Rasa kantuk dan lelah
Pun melanda mereka. Tapi mereka harus segera check out sebelum larut
malam. Ngeri juga kalau 2 orang gadis naik taksi malam-malam. Takut
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang diberitakan diTV.
Selesai packing trisna berlari keluar kamar. Sinyak yang bingung dengan
tingkahnya pun ikut-ikutan keluar kamar. Dia melihat trisna sedang
mondar mandir di depan pintu kamar 3013.
"heh, ngapain disitu?" tanya sinyak penasaran karna tingkah temannya seperti penguntit.
"mau nemuin eunhyuk" jawab trisna polos.
"hah?? Gak salah denger? Emangnya kamu kira eunhyuk kenal gitu sama kamu?"
"ya kenallah. Kan kemaren udah kenalan sambil salaman"
"dengar ya trisna sayang. Eunhyuk itu banyak banget fansnya, jadi dia
gak bakal ingat nama fansnya satu-satu kan" kata sinyak sambil menepuk
bahu trisna.
"tapi kan kenalannya baru kemaren"
"ya ampun, kemaren dia juga banyakkan ketemu orang. Lagian kalian cuma
ketemu beberapa menit aja kan? Mungkin semenit pun enggak"
"ish, jahat banget sih kamu. Namanya juga usaha kan"
"usaha sih boleh. Tapi gak maksa juga kan.. Yaudah yok, ntar keburu malem banget. Kamu mau diperkosa sama sopir taksi?"
"idiiiih ogah.. Mending di perkosa ama eunhyuk deh.. Pasraah aja kalo
dia maah. Ahahahahaaa" kata trisna sambil memeluk dirinya sendiri.
"beuh, dasar yadong" kata sinyak sambil menoyor kepala trisna dan menarik tangannya menuju lobby lalu check out.
Author POV END_____
Trisna POV_____
@Jatiwaringin
Akhirnya sampai juga dirumah kakakku. Sangat lelah karena menghadapi
macet yang tiada akhir di ibu kota ini. Aku dan Sinyak pun langsung
terlelap dikamarku yang sudah diberekan oleh eommaku.
_____
=Keesokan harinya=
"jadi kesini cuma numpang nginep aja?" tanya Mama yang sedang meletakkan nasi dipiringku.
"iya, Bu. Soalnya sore ini udah mesti kesabang" kata Sinyak.
"kesabang? Ngapain?" tanya Mama selidik.
Sinyak langsung melirikku dan aku yang menangkap signal bahaya darinya langsung menjawab pertanyaan Mama.
"ada acara, Ma. Gak lama kok cuma seminggu"
"trus kuliah kalian gimana?"
"ya off dululah, Ma. Seminggu kan gak lama"
"benar ya cuma satu minggu. Jadi jam berapa kalian take off?"
"jam 9, bu" jawab Sinyak.
"yasudah, cepat makannya. Ini sudah jam 7. Nanti ketinggalan pesawat"
"iya, Ma. Ini udah selesai kok"
"mama gak antar kalian ke bandara ya. Pit, kamu yang antr mereka ke bandara kan?" tanya mama pada suami kakakku.
"iya, Ma. Sekalian kekantor. Udah selesai makannya? Berangkat sekarang yuk. Nanti telat" kata suami kakakku.
"loh, abang gak makan dulu?" tanyaku.
"enggak. Kakak udah bikin bekal buat abang nih" kata kakakku sambil memperlihatkan bekal untuk suaminya.
"waelah, kayak anak TK aja. Hahaaaa" jawabku sambil tertawa.
"udah jangan banyak banget ketawa. Cepat makannya biar kita berangkat sekarang" kata kakakku
"iya, udah ni. Ma, Ina pergi dulu ya" kataku sambil mencium wanita yang pali aki cintai ini.
"iya. Hati-hati ya" pesan Mama yang hanya ku jawab dengan anggukan.
"Bu, saya pamit ya. Makasih ya Bu" kata Sinyak sambil mencium tangan Mama.
"iya nak. Titip Ina ya. Kalau dia nakal bilang sama Ibu ya"
"hehe. Siap bu"
Setelah pamitan sama Mama, kami langsung diantar oleh kakak dan abang ke
bandara. Sampai dibandara kami pun langsung check in. Untung saja tadi
tidak terjebak macet, karena pesawat akan langsung terbang kalau lima
menit lagi kami belum sampai juga.
"Nyak, kita serius nih langsung kesabang?" tanyaku pada Sinyak yang asik dengan Ipodnya
"iya. Kenapa emangnya?"
"gak kenapa-napa sih. Cuma kayaknya seminggu itu kelamaan deh" kataku sambil membuka jendela pasawat.
"yasudah, 3 hari gimana? Aish, kenapa di buka jendelanya. Kan silau" kata sinyak sambil menghalau sinar dengan tangannya.
"biarin aja sih, pengen liat awan tau. Boleh sih. Tapi disanakan kita tidak punya kendaraan"
"gampang kalau soal itu mah. Nanti aku hubungi teman. Kayak gak pernah naik pesawat ihh"
"biarin aja sih. Sewot deh" kataku dengan tetap memandang awan-awan yang kini sejajar denganku.
Akhirnya aku dan Sinyak sampai ditanah rencong selama hampir tiga jam di
udara. Jam pun sudah menunjukan pukul 12. Kami langsung bergegas untuk
mengambil barang dan langsung menaiki taksi.
"Pelabuhan Ulelheu ya, Pak" kata Sinyak yang disambut dengan anggukan sopirnya.
"hah?? Seriusan ini mau langsung kesabang?" tanyaku
"iya. Kenapa sih? Kok kayak gak yakin gitu"
"gak kenapa-kenapa sih. Cuma kayaknya mendadak banget"
"Kita kapan sih yang gak mendadak" kata sinyak
"oiya ya. Hehe" kataku sambil nyengar-nyengir gak jelas.
"aish. Jinjaa.. Kenapa aku bisa mempunyai chingu yang pabo macam yoeja
ini sih. Kata sinyak sambil melipatkan kedua tangannya didepan dada. Aku
yang mendengarnya hanya bisa diam.
kami langsung menaiki kapal ferri yang lumayan besar ini. hanya
mengeluarkan uang beberapa rupiah kami sampai dalam waktu kurang lebih
dua jam di pulau sabang. disana kami sudah di tunggu oleh temannya
Sinyak. Tidak lama kami tiba di penginapan.
penginapan yang sederhana tapi mempunyai view yang sangat indah.
bagaimana tidak indah, penginapan ini langsung berhadapan dengan
hamparan pantai yang cantik.
Sangat lelah rasanya, aku langsung menghempaskan badanku diranjang yang berada di kamar sederhana ini.
"kamu ngga mau keliling dulu?" kata Sinyak sambil mengolesi sunblock ke tangan dan kakinya.
"engga ah. Mau istirahat dulu. Capek banget" kata ku yang sudah menutup mata dengan lenganku
"ya udah. Aku hunting foto dulu ya. Hati-hati disini sepi loh. Apa lagi
ini bukan hari libur" kata Sinyak sembari mengemasi peralatan LSRnya
"hah, emang kenapa? Disini banyak orang iseng ya?" kataku yang terduduk(?) karna kaget
"hahahaha ya enggak lah. Walaupun engga ada orang iseng kan kamu harus
hati-hati juga" kata Sinyak sambil melemparkan senyum terbaiknya padaku.
Aaaah itu senyum favorite ku.
"aaaah aku kira ada orang iseng" kataku sambil merebahkan kembali badan ku dan menutup mukaku dengan bantal.
"aku pergi ya. Jangan lupa kunci pintu"
"nee" jawabku malas
BLAAM. suara pintu tertutup menandakan Sinyak sudah keluar. Takut
membayangkan sesuatu yang terjadi, dengan malas aku bangkit dan mengunci
pintu kamar. Aku berjalan gontai ke arah tv, duduk di sofa depan tv,
menyalakannya dan menukar-nukar channelnya. Tidak ada acara yang
menarik. Aku kembali mematikan tv. Bosan.
Aku mengitarkan pandangan ke sekeliling sudut kamar ini. Kamar yang
cukup besar untuk dua orang. Lalu aku bangkit menuju jendela. Aku buka
tirainya dan kulihat pemandangan yang sangat indah di sana.
"waaah indah sekali. Kenapa aku tidak ikut Sinyak aja ya. Aah pabo" gurutuk ku sambil memukul kepalaku pelan.
Ku pandangi jam yang aja di dinding.
"aah sudah jam 4. Aku lapar" kata ku sambil memegang perut.
"lebih baik aku mencari makan. Siapa tau aja di jalan aku bertemu dengan
pria muda yang kaya dan tampan. Hihihi" kekeh ku sambil memasukan hape
ke dalam tas dan pergi mencari makan.
Trisna POV END____
Author POV___
Trisna sangat menikmati hidangan yang ada di depannya. Dia menyantap potongan seafood terakhirnya itu dengan lahap.
"mmm.. Mashitaaah. Waaah senangnya kalau aku makan begini terus"
"waah kenyang sekali. Eh sudah jam lima. Pasti sebentar lagi sunset deh"
Trisna pun bergegas membayar apa yang sudah dia makan dan berjalan
menuju bibir pantai. Dia menggulung celana putih panjangnya hingga
betis. Kemudian dia berjalan menelusuri pantai dengan menenteng
sendalnya.
"seandainya aku bisa berjalan di pinggir pantai dengan orang yang aku
cinta, pasti rasanya tidak sesepi ini" gumamnya sambil terus berjalan
dan menikmati pemandangan.
Awan dan laut mulai menyamakan warnanya. Ini menandakan sang mentari
hendak membenamkan diri di ufuk barat. Pemandangan yang indah. Di sudut
pantai Trisna pun dudukdi pasir pantai dengan memeluk Lututnya.
Dibiarkannya ombak mengelus kaki dan membasahi pantatnya. Dia terus
memandangi panorama yang indah ini.
Tidak terasa hari pun mulai gelap. Matahari pun sudah tidak tampak lagi.
"aah sudah jam tujuh. Lebih baik aku kembali ke penginapan saja"
Trisna pun bangkit dan membersihkan pasir-pasir yang menempel di
celananya. Kemudian dia memakai sendal dan mengambil tas yang tidak jauh
darinya. Dia merogoh tas dan menemukan benda persegi panjang tipis
berwarna hitam. Dia menekankan beberapa digit nomer di layar iphone
kesayangannya itu.
tuuuut... Tuuuut... Terdengar suara sambungan telpon dari hapenya.
"yaaah mati lagi. Tadi lupa di cash. ck" trisna berdecak kesal. Dia pun kembali erjalan menuju penginapan.
_____
@penginapan
"haduuuuuuuh capeeek" kata sinyak sambil meletakkan peralatan SLRnya di atas meja.
"eh, trisna mana? Kok ngga ada orang?" kata sinya sambil mengecek
Samsung S2nya. tertera 1 panggilan tak terjawab di layar hapenya.
"oh trisna" kata sinyak sambil menyambungkan telponnya ke trisna.
"hah ngga aktif. Pasti lowbat deh. Kebiasaan ngga mau ngecash hape.
Mandi dulu deh" kata sinyak sambil meletakkan hapenya di atas meja.
Kemudian dia masuk ke kamar mandi dengan handuk kimono putih yang sudah
disediakan oleh penginapan.
_____
10.00 PM
"aduuh kenyang sekali. Tadi aku menghabiskan 1 mangkok seafood dan
sekarang aku menghabiskan 2 jagung bakar. Waaaaaah" kata trisna sambil
mengelus perutnya.
Setelah membayar semua yang dia makan, trisna kembali ke penginapan
dengan perut kenyang dan mata mengantuk. Dia membawakan jagung bakar
keju kesukaan sinyak. Begitu Sampai di penginapan trisna langsung masuk
ke kamarnya.
"loh, kok kamarnya ngga terkunci? Mungkin sinyak sudah pulang" batin trisna.
"eh tapi kok gelap" kata trisna heran karna mendapati kamarnya yang
tidak ada pencahayaan sama sekali. Lalu trisna menyalakan lampunya dan
meletakkan jagung bakar di atas meja.
"nyaaak" dia memanggil nama sinyak, tapi tidak ada yang meresponnya.
"kok nggak ada orang. Pasti lagi keluar cari makan. Haaah, dasar
ceroboh. Masa dia tidak mengunci pintu. Padahal dia sendiri tadi yang
bilang harus kunci pintu. Dasar pabo yeoja" gerutunya sambil menuju ke
kamar mandi.
Sehabis mandi, trisna mematikan semua lampu kamarnya dan tidur di
ranjang dengan masih memakai handuk kimono putihnya itu. Dan trisna pun
terlelap karna letih.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan seorang pria bertubuh kurus dan tinggi
masuk lalu menutup pintunya dan MENGUNCINYA. Lalu kuncinya di taruh di
atas meja.
Tanpa menghidupkan lampu, pria itu pun berjalan menuju ranjang yang
sedang ditiduri oleh trisna. Pria jangkung itu berjalan dengan sedikit
pincang. Lalu pria itu menaiki ranjang dan tidur tepat di sebelah
trisna. Tidak lama setelah itu terdengar dengkuran pelan dari mulut pria
itu menandakan bahwa dia telah terlelap.
Author POV END___
Trisna POV___
Kenapa badanku sulit sekali di gerakan. Seperti ada yang menahannya. Aku
kerjapkan mataku untuk melihat apa yang terjadi tapi tidak bisa karna
suasana kamar sangatlah gelap. Aku meraba sesuatu yang melingkar
diperutku.
DEG. tangan. TANGAAAN!!!
Jantungku berdebar kencang, ini jelas-jelas bukan tangan sinyak. Ini
tangan pria. Tangan sinyak tidak mungkin sebesar ini. Aku singkirkan
tangan itu dari perutku dengan kasar. Si "empunya" tangan bergerak. Aku
pun refleks terduduk di pinggir kasur dan memeluk bantal.
"yaaak!! Mmhhk sjbsjsudk(?)"
Si "empunya" tangan tadi bergumam pelan sekali. Dan itu membuatku
semakin takut dan mempererat pelukanku. Aku memang sengaja tidak
mengunci pintu kamarnya, karna aku fikir sinyak akan masuk tanpa harus
membangunkanku untuk membukakannya pintu. Si "empunya" tangan kembali
bergumam aneh, dan itu sukses membuar pipiku basah karna ketakutan. Aku
tak bisa berbuat apa-apa jika sedang takut begini.
Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka. Aku berharap bahwa itu sinyak.
Tapi aku salah, yang ku dengar justru suara tertawa laki-laki. Bukan
cuma satu tapi banyak.
'Ya Tuhan, apa yang akan terjadi padaku Tuhan. Tolong selamatkanlah
hamba' doaku dalam hati sambil membenamkan wajahku kedalam bantal yang
ku peluk erat.
Suara derap langkah mereka pun mulai mendekati ranjang. Aku kembali mempererat pelukanku pada bantal.
CKLEK. lampu menyala. Aku menahankan napasku ketika mendengar suara terikan dari salah seorang mereka.
"YAAAK!! KENAPA KAU MEMBAWA PEREMPUAN KE KAMAR INI!!"
'Tunggu dulu, apakah ini bahasa korea?' kataku dalam hati tampa melepaskan bantal dari wajah dab pelukku.
"YAK CHO KYUHYUN!! IROONAAA!!!"
APA?? CHO KYUHYUN??? apa aku tidak salah dengar??? Jangan jangaaaan....
Aku memberanikan diri menurunkan bantal dari wajahku. Dan ternyata yang
kulihat adalah SUPER JUNIOR. Aku terkesima dengan pandangan di depan ku.
Super Junior Lengkap tanpa Heechul, Kangin dan Kyuhyun. Tunggu dulu.
Kyuhyun? Bukankah tadi mereka membangunkan kyuhyun? Berarti dia ada di
samping aku. Dengan takut aku menoleh kearah samping kananku. Dan benar
saja aku mendapati sosok CHO KYUHYUN magnae IBLIS yang sedang
mengucek-ngucek matanya. Spontan aku kembali memeluk bantal dan
berteriak.
"kyaaaaaaaaaaaa!!!"
Teriakanku mengejutkan mereka. Sadar bahwa aku hanya memakai handuk
kimono, aku langsung menarik selimut dan membalut tubuhku dengan
selimut. Dan aku melihat bercak darah di sprei.
DEG
aku kaget. Wajahku memucat. Aku mengingat tangan kyuhyun yang berada di
atas perutku. Aku hanya memakai handuk kimono. Bercak darah di sprei.
Apakah aku.. Aah tidak mungkin.
"agassi, gwenchana?"
Aku hanya bisa menatap sendu wajah tampan Leeteuk hyung. Aku meraba sesuatu di paha ku. Cair. Lalu aku melihatnya.
"KYAAAAAAAAAAAAAAAAAA" teriakku sambil menangis ketika meliat darah di tanganku.
Hal itu membuat mereka kecualin kyuhyun kaget.
"YAAAK!!! kenapa kau berteriak, hah??? Itu membuat telingaku sakit!!!" bentak kyuhyun yang malah membuat tangisku pecah.
"yak kyuhyun-ah. Waeyo? Nuguya?" tanya sungmin oppa kepada kyuhyun.
"mollayo hyung. Aku"
"MWO?? MOLLA??" sela ku di saat kyuhyun sedang berbicara
"KAMU BISA LIHAT INI? INI DAN INI?" kataku sambil menunjuk handuk
kimono, noda darah di sprei dan di tanganku dengan bahasa korea
seadanya.
"NE!! WAEYO??" tanya kyuhyun yang sdah mulai emosi.
"KAU TELAH MEMPERKOSA KU!!" kataku sambil menangis.
"MWOOO????" kata semua anggota Super Junior terkejut.
"APA??" kata sinyak yang sudah berada di ambang pintu.
-tbc-
Jumat, 01 Februari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
sumpah aku ngakak ketawa.
BalasHapusbahahahahahahahaha
lah malah ngakak -___-
Hapuskan bukan komedi nyak